7 Komponen + Fungsi Sistem Pengisian Sepeda Motor
Written By
SinarVariasi
Saturday, April 11, 2020
7 Komponen + Fungsi Sistem Pengisian Sepeda Motor – Pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sebuah rangkaian untuk menyuplai kebutuhan arus listrik sepeda motor secara terus menerus, yang kita tahu kalau mesin bensin, itu memerlukan sistem kelistrikan minimal untuk dapat menyalakan busi.
Lalu dari mana asal listrik tersebut..?? Apa dari aki..?? Untuk perlu diketahui bahwa aki atau baterai itu bukan penyedia arus listrik utama motor. Karena sifat baterai hanya menyimpan energi listrik. Kalau listrik yang tersimpan sudah dikeluarkan semua, otomatis baterai kehilangan daya dan tidak dapat digunakan lagi.
Dan lagi pula, pada motor-motor jadul biasanya tidak dilengkapi dengan baterai, namun busi tetap ada, yang artinya aki memang bukan menjadi sumber arus utama untuk menyediakan arus listrik. Lantas dari mana kebutuhan energi listrik motor ini dipenuhi..?? Nah jawabannya ada pada cahrging system, charging system akan menyediakan arus listrik untuk semua beban kelistrikan motor kapanpun. Sistem pengisian bisa melakukan ini karena pada dasarnya sistem pengisian motor menggunakan prinsip perubahan energi.
Energi yang diubah ialah putaran dari poros engkol menjadi tenaga listrik. Untuk mengubahnya sistem ini menggunakan prinsip perpotongan garis gaya magnet dimana ketika sebuah medan magnet memotong kumparan, maka akan timbul beda potensial pada kumparan tersebut yang menyebabkan adanya aliran listrik. Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai nama-nama komponen yang diperlukan dalam sistem pengisian sepeda motor, apa saja..?? simak penjelasannya dibawah ini.
Adapun nama komponen pengisian sepeda motor dan fungsinya yaitu:
Spul/Stator Coil
Spul atau stator coil berfungsi sebagai kumparan statis yang akan menerima perpotongan garis gaya magnet dari rotor. Kalau pada pengisian mobil, spul ini dinamakan stator coil yang terletak disekitar rotor coil. Namun pada motor, lebih familiar disebut sebagai spul. Perbedaannya dengan pengisian mobil yakni letak stator coil. Kalau pada mobil, letak stator coil ini berada diarea luar rotor tepatnya mengelilingi rotor.
Namun pada mobil stator ini justru terletak didalam rotor. Rotor pada pengisian motor berbentuk seperti tromol, sehingga dibagian tengahnya bisa diletakan stator coil. Karena letaknya didalam rotor, maka skema seperti ini akan sangat mendukung ruang yang sempit seperti pada mesin motor.
Rotor Magnet
Kalau stator fungsinya menangkap perpotongan garis gaya magnet, maka rotor berfungsi untuk memotong stator coil. Baik pada pengisian mobil ataupun motor, prinsipnya sama saja yakni dengan menggunakan kemagnetan pada rotor. Saat ada kemagnetan pada rotor, maka akan timbul garis gaya magnet dari pole utara ke selatan. Karena letak rotor berdekatan dengan stator maka garis gaya magnet tersebut sudah pasti akan mengenai stator coil.
Ketika mesin diengkol, otomatis poros engkol akan berputar dan karena rotor ini terletak pada ujung poros engkol maka rotor juga akan berputar. Putaran rotor ini akan menggerakan garis gata magnet yang sebelumnya ada. Pergerakan inilah yang menimbulkan perpotongan garis gaya mganet. Tapi ada perbedaan pada rotor mobil dan motor, selain dari bentuknya kemagnetan rotor ini juga berbeda.
Pada mobil kemagnetan rotor harus dibangkitkan melalui induksi dari baterai. Sementara pada motor, rotor ini sudah dilengkapi magnet permanen sehingga tak perlu diberikan induksi untuk membentuk garis gaya magnet. Oleh sebab itulah disebut dengan rotor magnet karena rotor ini sudah dilengkapi dengan magnet.
Regulator ( Kiprok )
Kiprok ialah komponen yang berfungsi untuk meregulasi arus pengisian yang dihasilkan oleh spul. Sama kasusnya seperti pengisian mobil, ketika RPM mesin tinggi otomatis putaran rotor semakin cepat sehingga tegangan yang dihasilkan saat pengisian juga semakin besar. Kalau tegangan besar ini dihubungkan ke kelistrikan kendaraan, resikonya terbakar karena diluar dari kapasitas tegangan yang disiapkan. Oleh karena itu regulator atau kiprok dipakai agar tidak terjadi overcharge.
Pada sepeda motor regulator ini juga dilengkapi dengan satu set rectifier. Rectifier ialah serangkaian dioda yang disusun sedemikian rupa untuk menyearahkan arus listrik dari spul. Ini karena arus pengisian yang dihasilkan spul itu masih dalam bentuk bolak-balik “AC”. Namun kelistrikan motor menggunakan arus DC, jadi perlu disearahkan menggunakan dioda.
Aki
Fungsi aki hanyalah sebagai penyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh spul. Pada sepeda motor karburator aki tidak memiliki peranan cukup penting. Karena fungsinya hanya terlihat ketika proses starting engine. Selebihnya ketika sepeda motor hidup aki tidak lagi diperlukan karena kebutuhan arus listrik sudah dipenuhi oleh sistem pengisian. Namun pada motor injeksi, aki menjadi komponen cukup penting. Selain sebagai penyedia arus ECU, aki juga berperan sebagai stabilizer tegangan. Sehingga tegangan yang masuk ke ECU tetap konstan.
Wire “Kabel”
Kabel merupakan komponen yang selalu ada pada rangkaian kelistrikan baik pada motor ataupun mobil. Termasuk pada sistem pengisian, ada banyak kabel yang diperlukan. Biasanya untuk membedakan jenis kabel satu dengan yang lain digunakan perbedaan warna kabel. Untuk arus positif biasanya menggunakan kabel merah, sementara kabel masa menggunakan kabel hitam. Kalau kabel ke lampu atau beban yang lain bisa kuning atau hijau tergantung jenis motor yang dipakai.
Sekering “Fuse”
Sekering “fuse” berfungsi sebagai pengaman rangkaian kelistrikan jika terjadi hubungan singkat “konslet”.
Lampu Indikator “CHG”
Lampu indikator “CHG” berfungsi sebagai indikator “indikasi” bahwa sistem pengisian ini berfungsi dengan normal.
Rangkaian Sistem Pengisian Pada Sepeda Motor
Dari komponen diatas apabila disatukan maka akan membentuk diagram setidaknya seperti ini:
Demikianlah pembahasan mengenai 7 Komponen + Fungsi Sistem Pengisian Sepeda Motor semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua.
sumber : teknikotomotif